resume manajemen sekolah
Nama: Qoriatul Laili
Nim: 163151028
RESUME
GARAPAN MANAJEMEN SEKOLAH
Garapan manajemen sekolah sangat luas, sedangkan manajemen sekolah merupakan bagian integral dalam manajemen pendidikan. Sekolah dalam melaksanakan kegiatannya dibutuhkan keteraturan untuk melaksanakan kegiatan tersebut. Ada 7 macam garapan manajemen sekolah (Samino, 2010: 191-213). Berikut uraiannya.
1. Manajemen kurikulum.
Kurikulum adalah penentu utama dalam melaksanakan kegiatan sekolah, dan sebagai modal konsep dasar dalam implementasi kurikulum yang dilakukan guru. Kegiatan belajar mengajar dilakukan juga berdasarkan kurikulum yang berlaku dan sesuai dengan perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi. Kurikulum dilakukan dengan sesuai filsafat dan cita-cita bangsa, perkembangan siswa, tuntutan, dan kemajuan masyarakat.
Kurikulum dalam arti sempit yaitu jadwal mata pelajaran atau pelajaran teori ataupun praktik yang dilakukan guru kepada siswa dalam proses pembelajaran. Dalam arti luas yaitu semua pengalaman yang diberikan oleh lembaga pendidikan kepada peserta didik selama mengikuti proses pendidikan.
Sekolah harus mampu melakukan pengelolaan terhadap kurikulum agar tujuan sekolah atau pengajaran tercapai. Serta konsep kurikulum meliputi landasan, tujuan pendidikan, program pengajaran, pelaksanaan, dan lain sebagainya. Kurikulum juga menyangkut penyusunan program tugas sekolah dan mengarahkan guru kelas.
2. Manajemen kesiswaan.
Bidang garap sekolah salah satunya yaitu manajemen kesiswaan, yang bertujuan untuk menata proses kesiswaan mulai perekrutan, mengikuti pembelajaran sampai dengan lulus sesuai dengan tujuan institusional agar dapat berlangsung secar efektif dan efisien. Manajemen kesiswaan menitikberatkan pada pelayanan siswa secara individual dengan harapan siswa dapat berkembang sesuai bakat, kemampuan, dan perbedaan individu masing-masing.
Implikasi dari manajemen ini yaitu sekolah dianjurkan untuk perlunya lebih memperhatikansiswa untuk memahami perbedaan masing-masing agar berkembang secara optimal. Ada 4 proses kelompok manajemen kesiswaan yaitu penerimaan siswa, ketatausahaan siswa, pencatatan bimbingan dan penyuluhan, dan pencatatan prestasi belajar.
Pembinaan hal terbaik yang dilakukan lembaga sekolah untuk lebih memperhatikan siswa, baik dijam sekolah atau luar sekolah. Ada 5 hal yang harus dilakukan untuk membina siswa menurut Rohiat (dalam samino, 2010:197). Yaitu memberikan orientasi pada siswa, mencatat kehadiran siswa, membina disiplin siswa, mencatat prestasi dan kegiatan siswa, terakhir membina siswa yang telah tamat belajar.
Pembinaan siswa ini dilakukan sejak awal masuk, pada waktu masuk, atau selama menjadi siswa disekolah hingga lulus dab pembinaan paska kelulusan. Titik beratnya ada pada kegiatan ektrakurikuler juga yaitu pembelajaran yang dilakukan diluar mata pelajaran yang telah dirancang di kurikulum tapi berkaitan erat dengan pendukung proses belajar mengajar (PMB). Kegiatan inj dilakukan untuk mengasah bakat, minat, potensi dan hobi dari siswa.
3. Manajemen sarana prasaran.
Manajemen sarana prasarana dalan bidang administrasi, kegiatan ini dilakukan untuk mempersiapkan segala peralatan/ material untuk kepentingan pendidikan di sekolah. Hal ini dilakukan untuk membantu kelancaran proses belajar mengajar. Sarana prasarana pendidikan merupakan semua benda bergerak yang dibutuhkan untuk menunjang penyelenggara belajar mengajarbaik langsung atau tidak langsung.
Sarana prasarana ini memberikan pencapaian tujuan pendidikan dapat belajar dengan lancar, teratur, efektif dan efisien. Hal ini juga berguna untuk keseluruhan proses perencanaan pengadaan, pendayagunaan, dan pengawasan untuk mencapai tujuan pendidikan. Menurut Rohiat (dalam samino, 2010: 200) manajemen sarana prasarana meliputi perencanaan kebutuhan, pengadaan, penyimpanan, penginventarisasian, pemeliharaan, dan penghpusan sarana prasarana pendidikan.
Sarana prasarana harus dikelola dengan baik, sejak dari pendataan, pengadaan, penyimpanan, penginventarisasian, sampai dengan penghapusan. Selain pemanfaatan sarana harus dilakukan adanya pengelolaan pada saat pembelajaran guna untuk pemanfaatan administrasi lainnya. Agar tidak adanya kesalahfahaman masalah-masalah sarana prasarana.
4. Manajemen personalia/anggota.
Manajemen ini berkaitan dengan sumber daya manusia yaitu ilmu dan senu mengatur hubungan dan peranan tenaga kerja agar efektif dan efisien untuk mewujudkan tujuan perusahaan karyawan dan masyarakat. Kesanggupan manajemen personalia/ anggota dituntut meliputi. Yaitu (a) Memperoleh dan memilih anggota yang memenuhi kualifikasi (cakap, terampil, berakhlak mulia, dll). (b) Membantu anggota dalam menyesuaikan diri dengan tugas baru yang diemban. (c) Menggunakan anggota dengan lebih efektif. (d) Menciptakan kesempatan pengembangan anggota secara berkesinambungan.
Manajemen ini menggunakan komunikasi agar lebih efektif dalam melaksanakan kegiatan pembelajaran. Adapun jenis personil disekolah sesuai dengan tugasnya.
a. Tenaga pendidik
b. Tenaga fungsional kependidikan
c. Tenaga teknis kependidikan
d. Tenaga pengelola satuan pendidikan
e. Tenaga administrasi
5. Manajemen keuangan.
Manajemen keuangan yaitu sebuah proses melakukan sebuah kegiatan untuk mengatur keuangan dan menggerakkan tenaga orang lain. Msnsjemen ini dilakukan sejak awal perencanaan angaran sampai pengawasan dan pertanggungjawaban keungan. Rahasia umum yaitu biaya sekolah yang mahal mengandung pendidikan yang baik, unggul dan berkualitas. Manajemen keuangan ini masuk pada factor esensial. Keapala sekolah menjadi penanggung jawab atas pembiayaan dan manajemen keuangan, serta guru lainnya menjadi pengelola keuangan.
Tujuan manajemen ini adalah untuk mewujudkan tertibnya administrasi keuangan sehingga penggunaan keuangan dapat dipertanggungjawabkan sesuai ketentuan. Manajemen keuangan memiliki aturan sendiri yaitu pemisah tugas dan fungsi antara otorisator (pejabat yang berwenang mengambil tindakan menerima dan mengeluarkan uang), ordonator (pejabat yang berwenang melakukan pengujian dan memerintahan pembayaran) dan bendaharawan (pejabat yang berwenang melakukan penerimaan, penyimpanan, pengeluaran uang, atau surat berharga lain yang dinilai uang).
Ada 4 prinsip manajemen keuangan.
a) Hemat dan sesuai kebutuhan.
b) Terarah dan terkendali sesuai rencana.
c) Tidak diperkenankan untuk kebutuhan yang tidak menunjang proses belajar.
d) Melaksanakan pembukuan dan pelaporan dengan baik.
Persoalan keuangan sebuah hal yang kompleks, disamping menguasai secara teknis serta memiliki mental yang kuat dan dapat dipercaya dan tidak tergoda dengan hal buruk untuk memakai uang diluar kebutuhan. Menurut Arikunto dan Yuliana (dalam samino, 2010: 209) ada tiga hal dalam manajemen keuangan. Yaitu budgeting (penyusunan anggaran), accounting (pembukuan), dan auditing (pemeriksaan).
6. Manajemen hubungan sekolah dan masyarakat.
Hubungan sekolah dan msyarakat memiliki hubungan yang penting dan timbal balik untuk menjaga kelestarian dan kemajuan masyarakat lingkungan sendiri. Sekolah menjadi agen perubahan (agent of change) dimana sekolah mengadakan perubahan nilai-nilai dan tradisi sesuai kemajuan dan tuntutan masyarakat dalam pembangunan.
Keberadaan sekolah sangat dibutuhkan masyarakat, dan masyarakat juga dibutuhkan oleh sekolah. Hal ini karena lembaga pendidikan bisa masksimal, atas keterlibatan semua pihak, baik pemerintah, keluarga, swasta dan masyarakat pada umumnya. Hubungan ini dilakukan untuk menjembatani kebutuhan yang dibutuhkan lembaga sekolah dan masyarakat. Hal ini dapat dikatakan hubungan usaha kooperatif untuk menjaga dan mengembangkan saluran informasi dua arah yang efisien dan saling pengertian antara sekolah, personal sekolah dan anggota masyarakat.
Menurut Maisyaroh (dalam samino, 2010: 211) ada 5 prinsip dalam mengembangkan hubungan sekolah dan masyarakat, yaitu (1) fleksibilitas, (2) relevansi, (3) partisipasi, (4) komprehensif, (5) melembaga.
Prinsip diatas sangat perlu diterapkan untuk menjaga kerjasama masyarakat dengan lembaga pendidikan dan sekolah dilingkungannya. Masyarakat akan membantu lembaga pendidikan yang memiliki eksistensi atau hasil yang dapat dirasakan masyarakat sekitar. Hubungan dengan masyarakat sangat penting karena untuk mampu mengenalkan diri pada masyarakar, sebagai alat untuk menyebarkan gagasan pada orang lain, sebagai sarana untuk memperoleh bantuan, guna untuk menorong usaha dalam membuka diri pada kritik dan saran, dan untuk mengembangkan diri dalam pengetahuan.
7. Manajemen layanan khusus.
Manajemen ini dilakukan untuk mendukung proses belajar mengajar, seperti halnya fasilitas pusat sumber belajar, pusat kesehatan sekolah, pusat bimbingan konseling, dan kantin sekolah. Layanan khusus ini dilakukan oleh personal yang khusus juga, guna memperoleh pelayanan yang terbaik. Namun, ketiadaan personal khusus dilayanan ini, maka diperoleh personal guru.
Layanan khusus adalah sebuah usaha-usah yang dilakukan dilembaga sekolah yang tidak langsung berhubungan dengan proses belajar mengajar dikelas, dan secara khusus diberikan dalam melaksanakan proses belajar mengajar. Layanan ini berguna untuk mengatasi segala aspek permasalahan siswa dan mampu mengembangkan secara optimal.
Tidak hanya itu layanan khusus tidak hanya diperuntukkan bagi siswa yang bermasalah, namun untuk semua siswa guna memberikan kesejahteraan siswa. Untuk memberikan berbagai kebutuhan siswa baik ketika siswa sakit, kurang sehat dll. Layanan ini bekerjasama dengan kesiswaan dan keorganisasian lembaga sekolah untuk memberikan pelayanan maksimal untuk siswa.
8. Tantangan manajemen sekolah.
Ada empat tantangan besar yang kompleks, yaitu:
a. Tantangan meningkatkan nilai tambah (added value), yaitu: meningkatkan nilai tambah produktivitas, pertumbuhan dan pemerataan ekonomi, sebagai upaya untuk memelihara dan meningkatkan pembangunan yang berkelanjutan.
b. Tantangan pengkajian secara komprehensif dan mendalam terhadap transformasi (perubahan) struktur masyarakat, dari masyarakat yang agraris ke masyarakat industry yang menguasai teknologi dan informasi, yang implikasinya pada pengembangan sumber daya manusia (SDM).
c. Tantangan persaingan global, yaitu bagaimana meningkatkan daya saing bangsa dalam meningkatkan karya-karya yang mampu bersaing sebagai hasil penguasaan ilmu pengetahuan, teknologi dan seni (Ipteks).
d. Munculnya kolonialisme politik dalam bentuk informasi.
Manajemen pendidikan tidak lepas dari empat tantangan besar yang kompleks. Keputusan manajemen harus mempertimbangkan faktor-faktor ini, karena untuk memahami perkembangan globalisasi dalam dunia pendidikan. Hal ini menjadi kepastian bagi setiap para pengambil kebijakan di bidang pendidikan, baik itu di tingkat birokrat-administrator seperti menteri pendidikan, para kepala dinas, dan para manajer teknis seperti rektor, dekan, dan para kepala sekolah, dan bahkan para guru yang mengelola pembelajaran di kelas.
Referensi
Samino. 2010. Manajemen Pendidikan “Spirit Keislaman dan Keindonesiaan”.
Kartasura: Fairuz Media
Nim: 163151028
RESUME
GARAPAN MANAJEMEN SEKOLAH
Garapan manajemen sekolah sangat luas, sedangkan manajemen sekolah merupakan bagian integral dalam manajemen pendidikan. Sekolah dalam melaksanakan kegiatannya dibutuhkan keteraturan untuk melaksanakan kegiatan tersebut. Ada 7 macam garapan manajemen sekolah (Samino, 2010: 191-213). Berikut uraiannya.
1. Manajemen kurikulum.
Kurikulum adalah penentu utama dalam melaksanakan kegiatan sekolah, dan sebagai modal konsep dasar dalam implementasi kurikulum yang dilakukan guru. Kegiatan belajar mengajar dilakukan juga berdasarkan kurikulum yang berlaku dan sesuai dengan perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi. Kurikulum dilakukan dengan sesuai filsafat dan cita-cita bangsa, perkembangan siswa, tuntutan, dan kemajuan masyarakat.
Kurikulum dalam arti sempit yaitu jadwal mata pelajaran atau pelajaran teori ataupun praktik yang dilakukan guru kepada siswa dalam proses pembelajaran. Dalam arti luas yaitu semua pengalaman yang diberikan oleh lembaga pendidikan kepada peserta didik selama mengikuti proses pendidikan.
Sekolah harus mampu melakukan pengelolaan terhadap kurikulum agar tujuan sekolah atau pengajaran tercapai. Serta konsep kurikulum meliputi landasan, tujuan pendidikan, program pengajaran, pelaksanaan, dan lain sebagainya. Kurikulum juga menyangkut penyusunan program tugas sekolah dan mengarahkan guru kelas.
2. Manajemen kesiswaan.
Bidang garap sekolah salah satunya yaitu manajemen kesiswaan, yang bertujuan untuk menata proses kesiswaan mulai perekrutan, mengikuti pembelajaran sampai dengan lulus sesuai dengan tujuan institusional agar dapat berlangsung secar efektif dan efisien. Manajemen kesiswaan menitikberatkan pada pelayanan siswa secara individual dengan harapan siswa dapat berkembang sesuai bakat, kemampuan, dan perbedaan individu masing-masing.
Implikasi dari manajemen ini yaitu sekolah dianjurkan untuk perlunya lebih memperhatikansiswa untuk memahami perbedaan masing-masing agar berkembang secara optimal. Ada 4 proses kelompok manajemen kesiswaan yaitu penerimaan siswa, ketatausahaan siswa, pencatatan bimbingan dan penyuluhan, dan pencatatan prestasi belajar.
Pembinaan hal terbaik yang dilakukan lembaga sekolah untuk lebih memperhatikan siswa, baik dijam sekolah atau luar sekolah. Ada 5 hal yang harus dilakukan untuk membina siswa menurut Rohiat (dalam samino, 2010:197). Yaitu memberikan orientasi pada siswa, mencatat kehadiran siswa, membina disiplin siswa, mencatat prestasi dan kegiatan siswa, terakhir membina siswa yang telah tamat belajar.
Pembinaan siswa ini dilakukan sejak awal masuk, pada waktu masuk, atau selama menjadi siswa disekolah hingga lulus dab pembinaan paska kelulusan. Titik beratnya ada pada kegiatan ektrakurikuler juga yaitu pembelajaran yang dilakukan diluar mata pelajaran yang telah dirancang di kurikulum tapi berkaitan erat dengan pendukung proses belajar mengajar (PMB). Kegiatan inj dilakukan untuk mengasah bakat, minat, potensi dan hobi dari siswa.
3. Manajemen sarana prasaran.
Manajemen sarana prasarana dalan bidang administrasi, kegiatan ini dilakukan untuk mempersiapkan segala peralatan/ material untuk kepentingan pendidikan di sekolah. Hal ini dilakukan untuk membantu kelancaran proses belajar mengajar. Sarana prasarana pendidikan merupakan semua benda bergerak yang dibutuhkan untuk menunjang penyelenggara belajar mengajarbaik langsung atau tidak langsung.
Sarana prasarana ini memberikan pencapaian tujuan pendidikan dapat belajar dengan lancar, teratur, efektif dan efisien. Hal ini juga berguna untuk keseluruhan proses perencanaan pengadaan, pendayagunaan, dan pengawasan untuk mencapai tujuan pendidikan. Menurut Rohiat (dalam samino, 2010: 200) manajemen sarana prasarana meliputi perencanaan kebutuhan, pengadaan, penyimpanan, penginventarisasian, pemeliharaan, dan penghpusan sarana prasarana pendidikan.
Sarana prasarana harus dikelola dengan baik, sejak dari pendataan, pengadaan, penyimpanan, penginventarisasian, sampai dengan penghapusan. Selain pemanfaatan sarana harus dilakukan adanya pengelolaan pada saat pembelajaran guna untuk pemanfaatan administrasi lainnya. Agar tidak adanya kesalahfahaman masalah-masalah sarana prasarana.
4. Manajemen personalia/anggota.
Manajemen ini berkaitan dengan sumber daya manusia yaitu ilmu dan senu mengatur hubungan dan peranan tenaga kerja agar efektif dan efisien untuk mewujudkan tujuan perusahaan karyawan dan masyarakat. Kesanggupan manajemen personalia/ anggota dituntut meliputi. Yaitu (a) Memperoleh dan memilih anggota yang memenuhi kualifikasi (cakap, terampil, berakhlak mulia, dll). (b) Membantu anggota dalam menyesuaikan diri dengan tugas baru yang diemban. (c) Menggunakan anggota dengan lebih efektif. (d) Menciptakan kesempatan pengembangan anggota secara berkesinambungan.
Manajemen ini menggunakan komunikasi agar lebih efektif dalam melaksanakan kegiatan pembelajaran. Adapun jenis personil disekolah sesuai dengan tugasnya.
a. Tenaga pendidik
b. Tenaga fungsional kependidikan
c. Tenaga teknis kependidikan
d. Tenaga pengelola satuan pendidikan
e. Tenaga administrasi
5. Manajemen keuangan.
Manajemen keuangan yaitu sebuah proses melakukan sebuah kegiatan untuk mengatur keuangan dan menggerakkan tenaga orang lain. Msnsjemen ini dilakukan sejak awal perencanaan angaran sampai pengawasan dan pertanggungjawaban keungan. Rahasia umum yaitu biaya sekolah yang mahal mengandung pendidikan yang baik, unggul dan berkualitas. Manajemen keuangan ini masuk pada factor esensial. Keapala sekolah menjadi penanggung jawab atas pembiayaan dan manajemen keuangan, serta guru lainnya menjadi pengelola keuangan.
Tujuan manajemen ini adalah untuk mewujudkan tertibnya administrasi keuangan sehingga penggunaan keuangan dapat dipertanggungjawabkan sesuai ketentuan. Manajemen keuangan memiliki aturan sendiri yaitu pemisah tugas dan fungsi antara otorisator (pejabat yang berwenang mengambil tindakan menerima dan mengeluarkan uang), ordonator (pejabat yang berwenang melakukan pengujian dan memerintahan pembayaran) dan bendaharawan (pejabat yang berwenang melakukan penerimaan, penyimpanan, pengeluaran uang, atau surat berharga lain yang dinilai uang).
Ada 4 prinsip manajemen keuangan.
a) Hemat dan sesuai kebutuhan.
b) Terarah dan terkendali sesuai rencana.
c) Tidak diperkenankan untuk kebutuhan yang tidak menunjang proses belajar.
d) Melaksanakan pembukuan dan pelaporan dengan baik.
Persoalan keuangan sebuah hal yang kompleks, disamping menguasai secara teknis serta memiliki mental yang kuat dan dapat dipercaya dan tidak tergoda dengan hal buruk untuk memakai uang diluar kebutuhan. Menurut Arikunto dan Yuliana (dalam samino, 2010: 209) ada tiga hal dalam manajemen keuangan. Yaitu budgeting (penyusunan anggaran), accounting (pembukuan), dan auditing (pemeriksaan).
6. Manajemen hubungan sekolah dan masyarakat.
Hubungan sekolah dan msyarakat memiliki hubungan yang penting dan timbal balik untuk menjaga kelestarian dan kemajuan masyarakat lingkungan sendiri. Sekolah menjadi agen perubahan (agent of change) dimana sekolah mengadakan perubahan nilai-nilai dan tradisi sesuai kemajuan dan tuntutan masyarakat dalam pembangunan.
Keberadaan sekolah sangat dibutuhkan masyarakat, dan masyarakat juga dibutuhkan oleh sekolah. Hal ini karena lembaga pendidikan bisa masksimal, atas keterlibatan semua pihak, baik pemerintah, keluarga, swasta dan masyarakat pada umumnya. Hubungan ini dilakukan untuk menjembatani kebutuhan yang dibutuhkan lembaga sekolah dan masyarakat. Hal ini dapat dikatakan hubungan usaha kooperatif untuk menjaga dan mengembangkan saluran informasi dua arah yang efisien dan saling pengertian antara sekolah, personal sekolah dan anggota masyarakat.
Menurut Maisyaroh (dalam samino, 2010: 211) ada 5 prinsip dalam mengembangkan hubungan sekolah dan masyarakat, yaitu (1) fleksibilitas, (2) relevansi, (3) partisipasi, (4) komprehensif, (5) melembaga.
Prinsip diatas sangat perlu diterapkan untuk menjaga kerjasama masyarakat dengan lembaga pendidikan dan sekolah dilingkungannya. Masyarakat akan membantu lembaga pendidikan yang memiliki eksistensi atau hasil yang dapat dirasakan masyarakat sekitar. Hubungan dengan masyarakat sangat penting karena untuk mampu mengenalkan diri pada masyarakar, sebagai alat untuk menyebarkan gagasan pada orang lain, sebagai sarana untuk memperoleh bantuan, guna untuk menorong usaha dalam membuka diri pada kritik dan saran, dan untuk mengembangkan diri dalam pengetahuan.
7. Manajemen layanan khusus.
Manajemen ini dilakukan untuk mendukung proses belajar mengajar, seperti halnya fasilitas pusat sumber belajar, pusat kesehatan sekolah, pusat bimbingan konseling, dan kantin sekolah. Layanan khusus ini dilakukan oleh personal yang khusus juga, guna memperoleh pelayanan yang terbaik. Namun, ketiadaan personal khusus dilayanan ini, maka diperoleh personal guru.
Layanan khusus adalah sebuah usaha-usah yang dilakukan dilembaga sekolah yang tidak langsung berhubungan dengan proses belajar mengajar dikelas, dan secara khusus diberikan dalam melaksanakan proses belajar mengajar. Layanan ini berguna untuk mengatasi segala aspek permasalahan siswa dan mampu mengembangkan secara optimal.
Tidak hanya itu layanan khusus tidak hanya diperuntukkan bagi siswa yang bermasalah, namun untuk semua siswa guna memberikan kesejahteraan siswa. Untuk memberikan berbagai kebutuhan siswa baik ketika siswa sakit, kurang sehat dll. Layanan ini bekerjasama dengan kesiswaan dan keorganisasian lembaga sekolah untuk memberikan pelayanan maksimal untuk siswa.
8. Tantangan manajemen sekolah.
Ada empat tantangan besar yang kompleks, yaitu:
a. Tantangan meningkatkan nilai tambah (added value), yaitu: meningkatkan nilai tambah produktivitas, pertumbuhan dan pemerataan ekonomi, sebagai upaya untuk memelihara dan meningkatkan pembangunan yang berkelanjutan.
b. Tantangan pengkajian secara komprehensif dan mendalam terhadap transformasi (perubahan) struktur masyarakat, dari masyarakat yang agraris ke masyarakat industry yang menguasai teknologi dan informasi, yang implikasinya pada pengembangan sumber daya manusia (SDM).
c. Tantangan persaingan global, yaitu bagaimana meningkatkan daya saing bangsa dalam meningkatkan karya-karya yang mampu bersaing sebagai hasil penguasaan ilmu pengetahuan, teknologi dan seni (Ipteks).
d. Munculnya kolonialisme politik dalam bentuk informasi.
Manajemen pendidikan tidak lepas dari empat tantangan besar yang kompleks. Keputusan manajemen harus mempertimbangkan faktor-faktor ini, karena untuk memahami perkembangan globalisasi dalam dunia pendidikan. Hal ini menjadi kepastian bagi setiap para pengambil kebijakan di bidang pendidikan, baik itu di tingkat birokrat-administrator seperti menteri pendidikan, para kepala dinas, dan para manajer teknis seperti rektor, dekan, dan para kepala sekolah, dan bahkan para guru yang mengelola pembelajaran di kelas.
Referensi
Samino. 2010. Manajemen Pendidikan “Spirit Keislaman dan Keindonesiaan”.
Kartasura: Fairuz Media
Comments
Post a Comment